Ketika Doa Belum Menghapus Utang: Refleksi Seorang Kristen dalam Lilitan Kredit”
“Aku percaya kepada Tuhan, tapi kenapa aku masih gelisah?”
Itulah pergumulan yang dialami oleh seorang Kristen bernama Daniel (nama
samaran). Ia seorang pekerja biasa, hidup sederhana, dan mengandalkan
penghasilan bulanannya untuk menghidupi keluarganya. Dalam perjalanan hidupnya,
Daniel mengambil pinjaman kredit, dengan niat baik, untuk kebutuhan keluarganya
yang mendesak. Namun seiring waktu, cicilan demi cicilan mulai memberatkan.
Tanggal jatuh tempo semakin dekat, sedangkan saldo tabungan tak kunjung cukup.
Doa-doanya tidak pernah berhenti. Pagi, siang, malam, bahkan di sela waktu
makan siang, ia menengadah kepada Tuhan, memohon keajaiban. Namun ketika hari
pembayaran tiba, uang itu belum juga cukup. Daniel pun panik. Ia gelisah. Ia
mulai bertanya dalam hatinya: “Bukankah aku sudah berdoa? Bukankah aku sudah
percaya? Tapi mengapa pertolongan itu belum datang juga?”
Ketegangan antara Iman dan Realita
Iman bukan berarti kita
kebal terhadap tekanan dunia nyata. Bahkan Yesus sendiri berkata:
“Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 16:33)
Tuhan tidak menjanjikan hidup tanpa pergumulan, tetapi Ia menjanjikan
penyertaan-Nya. Daniel tidak salah karena beriman. Namun dalam keterbatasan
manusiawi, kita bisa merasa panik dan gelisah. Itu adalah reaksi yang sangat
alami. Bahkan pemazmur pernah berseru:
“Sampai berapa lama lagi, TUHAN, aku harus menanggung kekhawatiran dalam
diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?” (Mazmur 13:2)
Kekhawatiran itu bukan tanda bahwa iman kita palsu, melainkan bahwa kita
sedang berada di tengah peperangan batin antara percaya dan kenyataan yang
pahit.
Ketika Tuhan Terlihat Diam
Sering kali, dalam
masalah keuangan, kita berharap mujizat Tuhan datang dalam bentuk yang instan:
tiba-tiba ada transfer tak dikenal, ada orang baik hati membayar utang kita,
atau ada pekerjaan tambahan datang. Tapi apa yang terjadi jika semua itu tidak
datang sesuai harapan?
“Karena itu janganlah
kamu khawatir dan berkata: Apa yang akan kami makan? Apa yang akan kami minum?
Apa yang akan kami pakai? … Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:31,
33)
Kata kunci dari ayat ini adalah “carilah dahulu Kerajaan Allah”. Tuhan
tidak hanya fokus pada penyelesaian masalah keuangan kita, tetapi juga pada
pembentukan karakter dan iman kita melalui proses itu.
Doa Tidak Sia-Sia, Tapi Jawaban Bisa Berbeda
Doa-doa Daniel bukan
sia-sia. Doa bukan selalu tentang mengubah situasi, tapi sering kali tentang
mengubah hati. Dalam doa, kita tidak hanya meminta tangan Tuhan bekerja, tetapi
juga meminta kekuatan untuk bertahan dalam tekanan.
“Janganlah hendaknya
kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi
4:6)
Tuhan kadang tidak segera menghapus utang kita, tetapi Ia mengaruniakan
damai sejahtera yang tak dapat dimengerti oleh akal (Filipi 4:7). Di tengah
tekanan, Tuhan bisa membuka hikmat baru: mengatur ulang keuangan, meminta
nasihat keuangan dari orang bijak, atau mencari tambahan pemasukan secara
kreatif.
Panik Boleh, Tapi Jangan Putus Asa
Tuhan mengerti hati yang
panik. Namun jangan biarkan kepanikan itu membutakan kita terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang Tuhan buka. Tuhan tidak pernah berjanji
membebaskan kita dari masalah, tetapi Ia berjanji memberi jalan keluar.
“Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai
melampaui kekuatanmu.” (1
Korintus 10:13)
Kesimpulan: Iman yang Realistis
Iman bukanlah pelarian
dari tanggung jawab. Iman justru memperkuat kita untuk tetap setia bekerja,
terus berdoa, jujur dalam segala hal, dan tidak menyerah meskipun jawaban belum
kelihatan.
Jika engkau seperti Daniel hari ini, bergumul di tengah lilitan utang, jangan biarkan kepanikan mencuri damai dan harapanmu. Tuhan tidak pernah tidur. Ia tidak lalai. Mungkin pertolongan-Nya tidak datang seperti yang kamu bayangkan, tetapi percayalah: Dia sedang bekerja, bahkan dalam diam.
Doa:
Tuhan, aku tahu Engkau
mendengar setiap doa. Tapi hari ini aku gelisah, takut, bahkan panik. Tolong
aku agar tetap percaya, tetap kuat, dan tetap jujur dalam menghadapi kenyataan
ini. Bukalah jalan, ya Tuhan, bukan hanya untuk menyelesaikan utangku, tetapi
juga untuk mengubah hidupku menjadi lebih bijak dan bergantung sepenuhnya
kepada-Mu. Amin.
0 Comments