property='og:image'/>

Pengetahuan Akan Allah Sang Pencipta | Refleksi Teologis Calvin

Pengetahuan Akan Allah Sang Pencipta

Refleksi Teologis atas Pengajaran Calvin dalam Institutes of the Christian Religion

Penulis: Rano Yonathan | Kategori: Teologi Reformed, Apologetika

Institutes of the Christian Religion
Sumber: Unsplash – Buku klasik Calvin

Pengenalan

Dalam Institutes of the Christian Religion, John Calvin menegaskan bahwa pengetahuan akan Allah secara alami tertanam dalam hati setiap manusia. Bahkan orang yang menyembah berhala atau menyangkal keberadaan Tuhan sekalipun, tetap menyisakan jejak dari pengetahuan ini. Kesadaran akan eksistensi Allah bukan hasil pendidikan atau budaya semata, tetapi adalah benih ilahi yang ditanamkan dalam ciptaan-Nya.

1. Pengetahuan Alami tentang Allah

Setiap manusia, sejak lahir, memiliki semacam kesadaran akan Allah. Calvin menyebut ini sebagai sensus divinitatis—rasa ilahi yang secara alami hadir dalam nurani manusia. Ini sesuai dengan pernyataan Alkitab:

"Sebab apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, karena Allah telah menyatakannya kepada mereka." (Roma 1:19)

Karena itu, tidak ada manusia yang dapat berdalih bahwa mereka tidak tahu tentang keberadaan Allah. Bahkan ketika manusia menciptakan patung atau dewa-dewa palsu, mereka sedang berusaha merespon sesuatu yang mereka tahu secara naluriah—bahwa ada Pribadi yang lebih tinggi dan layak disembah.

Penciptaan dan Kesadaran Ilahi
Kesadaran akan Sang Pencipta dalam ciptaan-Nya

2. Religiusitas Bukan Hasil Rekayasa

Beberapa filsuf atau kritikus menyatakan bahwa agama hanyalah alat untuk menekan rakyat biasa. Calvin menyangkal ide ini. Ia berkata, jika manusia tidak memiliki pengetahuan ilahi dalam hati mereka, mustahil agama bisa dijadikan alat kontrol. Faktanya, keberadaan agama di berbagai bangsa membuktikan bahwa religiusitas bukan hasil rekayasa sosial, melainkan respons terhadap kebenaran ilahi yang sudah ada di dalam hati.

Doa dalam Krisis
Manusia secara spontan mencari Allah dalam kesesakan

3. Dosa Menggelapkan Pengetahuan Ilahi

Sayangnya, manusia cenderung memberontak terhadap Allah. Alih-alih hidup taat, mereka justru berbuat jahat. Kemudian, mereka mencoba menebusnya dengan ritual kosong atau persembahan lahiriah. Calvin mengatakan bahwa perbuatan seperti ini justru memadamkan cahaya pengetahuan tentang Allah.

Firman Tuhan mencatat:

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya." (Mazmur 19:2)

"Karena sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah..." (Roma 1:21)

Langit Menceritakan Kemuliaan Allah
Penciptaan menyuarakan kemuliaan Sang Pencipta

4. Saat Krisis, Mereka Kembali Mencari Tuhan

Menariknya, saat berada dalam bahaya atau penderitaan, banyak orang yang tadinya mengaku ateis tiba-tiba berseru kepada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa dalam hati terdalam, mereka tidak sepenuhnya bodoh tentang keberadaan Allah. Doa spontan mereka di saat genting menjadi bukti adanya benih pengetahuan tentang Allah yang tak bisa dihapuskan sepenuhnya.

The Institutes of the Christian Religion oleh Calvin
Buku klasik Calvin yang mengubah sejarah teologi

Penutup

Apa yang Calvin ajarkan dalam bagian awal The Institutes bukan sekadar refleksi teologis, tapi cermin dari realitas manusia. Kita diciptakan untuk mengenal dan menyembah Allah. Bahkan ketika kita memberontak, hati kita tetap merindukan Dia. Maka marilah kita tidak memadamkan cahaya itu, tapi membiarkannya bersinar kembali oleh anugerah-Nya.

"Tak ada alasan bagi siapa pun untuk tidak mengenal Allah, sebab Allah sendiri telah menyatakan diri-Nya." (Roma 1:20)

Post a Comment

0 Comments